09 Desember, 2008

What Politic is?

A little boy goes to his dad and asks, 'What is Politics?'
Dad says, 'Well son, let me try to explain it this way:
I am the head of the family, so call me The President.
Your mother is the administrator of the money, so we call her the Government.
We are here to take care of your needs, so we will call you the People.The nanny, we will consider her the Working Class. And your baby brother, we will call him the Future.
Now think about that and see if it makes sense.'
So the little boy goes off to bed thinking about what Dad has said.

Later that night, he hears his baby brother crying, so he gets up to check on him.He finds that the baby has severely soiled his diaper, so the little boy goes to his parent's room and finds his mother asleep.

Not wanting to wake her, he goes to the nanny's room, finding the door locked. He peeks in the keyhole and sees his father in bed with the nanny.He gives up and goes back to bed.

The next morning, the little boy say's to his father, 'Dad, I think I understand the concept of politics now.'
The father says, 'Good, son, tell me in your own words what you think politics is all about.'

The little boy replies, 'The President is screwing the Working Class while the Government is sound asleep. The People are being ignored and the Future is in deep shit.

Wife from Hell...

A police officer pulls over a speeding car. The officer says, ' I clocked you at 80 miles per hour, sir.'The driver says, 'Gee, officer I had it on cruise control at 60, perhaps your radar gun needs calibrating.'

Not looking up from her knitting the wife says: 'Now don't be silly dear, you know that this car doesn't have cruise control.'

As the officer writes out the ticket, the driver looks over at his wife and growls, 'Can't you please keep your mouth shut for once?'

The wife smiles demurely and says, 'You should be thankful your radar detector went off when it did.'

As the officer makes out the second ticket for the illegal radar detector unit,
the man glowers at his wife and says through clenched teeth, ' woman, can't you keep your mouth shut?'

The officer frowns and says,
'And I notice that you're not wearing your seat belt, sir. That's an automatic $75 fine.'

The driver says, 'Yeah, well, you see officer, I had it on, but took it off when you pulled me over so that I could get my license out of my back pocket.'

The wife says, 'Now, dear, you know very well that you didn't have your seat belt on. You never wear your seat belt when you're driving.'

And as the police officer is writing out the third ticket the driver turns to his wife and barks, 'WHY DON'T YOU PLEASE SHUT UP??'

The officer looks over at the woman and asks,
'Does your husband always talk to you this way, Ma'am?'(I LOVE THIS PART...)

'Only when he's been drinking.'


Super Blonde

A blonde and brunette were watching the 11 o'clock news. The news
was about a man about ready to jump off a bridge.

The brunette turns to the blonde and says, "I bet you $50 the man
is going to jump."

The blonde replies, "Okay you're on."

Sure enough, the man jumps, and the blonde gives the brunette
$50.

The brunette says, "Listen, I can't accept this money. I watched
the 5 o'clock news and saw the man jump then."

"No, you have to take it," says the blonde. "I watched the 5
o'clock news too, but I didn't think he would do it again."


POOR DAUGHTER

Hi honey, this is Daddy...is your Mommy near the phone?"

"No Daddy, she's upstairs in the bedroom with Uncle Frank,"

After a brief pause Daddy says, "But you haven't got an Uncle Frank, honey!" "Oh Yes I do, and he's upstairs in the bedroom with Mommy, right now!"

"Uh Okay then......here's what I want you to do. Put down the phone, run upstairs and knock on the bedroom door and shout to Mommy and Uncle Frank that Daddy's car just pulled up outside the house."

"Okay Daddy!" A few minutes later the little girl comes back to the phone. "Well I did what you said, Daddy." "And what happened?" he asks. "Well, Mommy got all scared, jumped out of bed with no clothes on and ran around screaming, then she tripped over the rug and went flying out the front window and now she's all dead.

"Oh my God!!!!! And what about your Uncle Frank?" "He jumped out of bed with no clothes on too and he was all scared and he jumped out the back window into the swimming pool....but he must have forgotten that last week you took out all the water to clean it, so he hit the bottom of the swimming pool and now he's all really dead too."

*** long pause *** Then Daddy says, "Swimming pool???? Is this 555-7039? "No! This is 555-7093" the little girl said.

"Ooooppss....sorry wrong number!"


A little American Indian boy

A little American Indian boy asked his father, the big chief and witch doctor of the tribe, “Papa, why is it that we always have long names, while the white men have shorter names like Bill, Tex or Sam?”

His father replied, “Look, son, our names represent a symbol, a sign, or a poem for our culture not like the white men, who live all together and repeat their names from generation to generation. Also, it is part of our makeup that in spite of everything, we survive.

For example, your sister’s name is Small Romantic Moon Over The Lake, because on the night she was born, there was a beautiful moon reflected in the lake.

Then there’s your brother, Big White Horse of the Prairies, because he was born on a day that the big white horse who gallops over the prairies of the world appeared near our camp and is a symbol of our capacity to live and the life force of our people. It’s very simple and easy to understand.

Do you have any other questions, Little Broken Condom Made in China?

all of these i got from some one that called himself "cool man"


04 Desember, 2008

Asal - Usul Pedamaran

Asal–Usul Pedamaran

Cerita asal-usul pedamaran ini saya dapatkan dari beberapa sumber yang saya temui di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan. Terdapat dua versi mengenai latar belakang terjadinya atau terdapatnya masyarakat Pedamaran.

Versi yang pertama menyebutkan bahwa masyarakat Pedamaran pada mulanya berasal dari Meranjat, sekarang terletak di Kabupaten Ogan Ilir (OI). Orang –orang meranjat datang ke daerah ini (yang nantinya terkenal dengan daerah Pedamaran) untuk mencari atau mengolah pohon damar. Mereka kemudian menetap di daerah ini dan seiring dengan perubahan waktu daerah ini pun kemudian dinamai PEDAMARAN (tempat untuk mendamar). Konon menurut cerita daerah tempat menunggu damar atau orang yang datang dari meranjat di sebut dengan Desa Serinanti, sedangkan Desa Sukadamai adalah suatu tempat yang dulunya digunakan untuk mendamaikan dua pihak yang berselisih. Pedamaran berasal dari meranjat juga terlihat dari beberapa kesamaan bahasa yang mereka gunakan, namun bahasa Pedamaran seiring bertambahnya waktu, bahasanya juga terus berkembang, tidak demikian dengan bahasa yang ada di Meranjat. Perbedaan signifikan pada kedua bahasa tersebut, terdapat pada logat bahasanya, Orang-orang Meranjat dalam menggunakan bahasanya biasanya diliuk-liukan, sedangkan orang pedamaran nada bicaranya tegas dan keras. Menurut salah satu sumber hal ini terjadi karena pada zaman dahulu di Pedamaran penduduknya masih jarang dan banyak hutannya, sehingga tidak mungkin mereka bicara dengan cara diliuk-liukan sebagaimana bahasa meranjat aslinya. Kebiasaan mereka berbicara keras dan tegas telah berlangsung puluhan tahun sehingga menjadi suatu kebiasaan.

Versi Kedua. Menurut versi kedua masyarakat Pedamaran itu berasal dari Jawa (tidak tahu pasti Jawa bagian mana) pokoknya katanya mereka datang dari Samudera Pasai. Singkat Cerita pendatang dari Jawa itu (sebut saja demikian) datang menggunakan perahu dan ketika memasuki sungai …. (maaf nama sungainya lupa, kalau ada yang tahu boleh menambahkan J) perahunya pecah dan tenggelam ke dasar sungai, orang-orang yang berhasil menyelamatkan diri kemudian bermukim di daerah tersebut. Konon katanya sebagai bukti bahwa masyarakat Pedamaran berasal dari Jawa, yaitu dengan ditemukannya sebilah keris yang di badan keris tersebut terukir tulisan jawa kuno. Kononnya lagi katanya keris itu kini tersimpan di salah asatu museum yang ada di Palembang.

Demikian cerita yang saya dengar dari beberapa tokoh masyarakat yang ada di Pedamaran, sebenarnya terdapat sebuah buku yang menceritakan asal-usul Pedamaran, namun ketika saya dan teman saya mencoba untuk melacaknya, sampai menemui pewaris buku tersebut (anak perempuannya) karena penulisnya telah meninggal, buku tersebut hilang tak tahu rimbanya… cerita yang selalu sama ketika menelusuri sejarah, there’s always be a missing link.

30 November, 2008

Asal -Usul Pedamaran (OKI)

Cerita ini saya dapatkan dari beberapa sumber yanng saya temui di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selan.

20 Februari, 2008

Berikut ini adalah salah satu cerita rakyat yang saya temukan di daerah Lubai, Muara Enim, Sumatera Selatan

Si Pahit Lidah dan Puyang Panjang
Si Pahit Lidah merupakan sosok pria tampan dan gagah berani. Dia memiliki ilmu kedigdayaan yang sangat tinggi. Si Pahit Lidah gemar melakukan perjalanan jauh, sehingga ia sering berkelana kesana-kemari. Dalam perjalanannya, dia merubah dirinya menjadi sosok pemuda yang jelek dan banyak penyakit di sekujur tubuhnya, sehingga orang-orang yang bertemu dengannya merasa jijik apalagi mau menjadi istrinya.
Si Pahit Lidah melakukan perjalanan untuk mencari seorang gadis cantik yang mau menikah dengannya dan menerima apa adanya dirinya, pemuda buruk rupa dan penyakitan. Selama melakukan perjalanan, dia sering sekali mendapatkan penolakan dari gadis-gadis yang ditemuinya.
Si Pahit Lidah menyadari betapa sulitnya mencari seorang gadis yang mau dengan pemuda buruk rupa dan penyakitan seperti dirinya. Akan tetapi, dia tetap bersikeras dengan pendiriannya. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudakan keinginannya.
“Aku yakin, ‘dengan usaha yang sungguh-sungguh’, aku akan menemukan gadis pujaan hatiku.” katanya.
Sudahlah, Nak, “Urungkan saja niatmu itu, mana ada gadis cantik yang mau dengan pemuda yang buruk rupa.” Kata ibunya.
“Baiklah, Bu.” Kata Si Pahit Lidah.
Di Desa Tanjung Kemala, hidup seorang lelaki tua yang sangat dikagumi rakyat akan kebijakannya. Dia menjadi sosok panutan di desa tersebut. Permasalahan-permasalahan yang timbul di desanya dapat diselesaikannya dengan bijak berdasarkan hukum yang berlaku. Selain itu, permasalahan-permasalahan hukum agama Islam pun dapat diselesaikannya dengan baik. Kedalaman ilmu agama Islamnya sangat terkenal, sampai ke desa tetangga. Pada hari tertentu, ia mengajar mengaji dan menelaah agama Islam dengan kedalaman ilmu tauhid yang mumpuni.
Suatu hari, dia mendapat kabar tentang kesaktian Si Pahit Lidah, dari rakyat yang berdagang keliling.
Puyang, “Saya menyaksikan seorang pemuda buruk rupa yang memiliki kesaktian yang luar biasa,” kata seorang pedagang.
“Kesaktian yang bagaimana?” tanya Puyang.
“Dia dapat melakukan hal yang tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa, katanya, dia dapat merubah manusia menjadi batu.”
“Menjadi batu?” tanya Puyang ragu.
“Benar, Puyang.”
Puyang Panjang berpikir dengan keras untuk mencari cara melindungi rakyatnya dari sumpah Si Pahit Lidah. Puyang Panjang melakukan ritual keagamaannya. Dia shalat wajib dengan khusyu dan mengerjakan seluruh amalannya, yaitu shalat sunat dan memperbanyak dzikir. Tepat pada waktunya, Puyang Panjang menemukan cara unik untuk menaklukkan Si Pahit Lidah.
Puyang Panjang mengatur strategi dan siap menyambut kedatangan Si Pahit Lidah.
“Insya Allah, dengan strategi ini, Si Pahit Lidah dapat ditaklukkan, sehingga ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke daerah Lubai,” katanya.
Tentunya dengan cara damai, bukan dengan cara kekerasan. Puyang Panjang menarik batang bambu yang sangat tinggi. Dia mengikatkan sarungnya pada kedua ujung bambu tersebut untuk membuat ayunan. Selanjutnya, dia melucuti baju dan celananya sendiri sampai telanjang, lalu dia melompat sangat tinggi dan masuk kedalam ayunan, kemudian tidur di atas ayunan itu. Si Pahit Lidah waktu mau memasuki Rambang Lubai melihat ayunan yang tergantung tinggi tersebut. Dia sangat terkejut melihat isi ayunan tersebut. Dia melihat seorang bayi yang besar sedang tertidur di ayunan tersebut. Si Pahit Lidah langsung pergi dan tidak jadi masuk ke Rambang Lubai, karena dia berpikir bila ada bayi sebesar itu, maka sebesar apakah orang tuanya?
Si Pahit Lidah tidak dapat masuk ke Lubai dapat dilihat dari sungai yang ada di Lubai tidak ada batunya. Demikianlah cerita mengapa si Pahit Lidah tidak masuk ke Lubai.

18 Februari, 2008

Cintai Bahasa & Sastra Indonesia


Wahai generasi muda cintailah bahasa dan sastra kita, karena bahasa merupakan identitaas bangsa, sedangkan sastra merupakan kebudayaan kita, jangan sampai sastra Indonesia baik yang lisan maupun yang tertulis di ambil lagi oleh negara lain dan diakui sebagai milik bangsa lain. Melalui sastra kita dapat mempelajari nilai-nilai budaya bangsa kita di waktu lampau dan apabila kita pelajari secara mendalam, sastra dapat memberikan nilai-nilai moral yang berguna bagi kehidupan kita dalam masyarakat. Jadi marilah mulai dari sekarang kita lebih giat melestarikan budaya kita dan lebih waspada terhadap para penyusup dari negara lain yang ingin memiliki kebudayaan kita. Jangan sampai kita mulai bereaksi ketika kebudayaan kita telah diakui oleh bangsa lain, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu..